Beberapa minggu terakhir Indonesia tengah dihebohkan adanya penyakit gagal ginjal akut yang menjangkiti anak usia 1-18 yang rerata usia balita. Senyawa etilon glikol disinyalir sebagai biang kerok kasus ini.
Cairan tak berwarna namun berasa manis ini menurut Kementerian Kesehatan teridentifikasi menjadi bahan campuran beberapa obat sirop anak. Terbaru, Kementerian Kesehatan menyebut 15 dari 18 obat sirop yang diuji positif mengandung etilen glikol.
Hingga Selasa (18 Oktober 2022) Kementerian Kesehatan mencatat sudah ada 206 anak mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI). Dari jumlah tersebut, 99 anak dinyatakan meninggal dunia dengan sebaran di 20 provinsi di Indonesia.
Sebelum kasus ini menghebohkan Indonesia, kasus serupa juga terjadi di Gambia, Afrika Tengah sepanjang Juli hingga September. Angka kematian di negara tersebut juga tergolong tinggi yang tercatat mencapai 70 anak per 19 Oktober.
Badan kesehatan dunia atau WHO menduga kematian tidak wajar di Gambia itu dipicu oleh empat obat batuk sirop yang terkontaminasi etilen glikol. WHO juga telah merilis peringatan ke seluruh dunia atas bahaya yang bisa ditimbulkan empat obat batuk sirop yang diproduksi Maiden Pharmaceuticals Limited, India.
Namun jauh sebelum kasus ini terjadi, pada tahun 1937 di Amerika Serikat pernah terjadi kasus kematian massal akibat bencana obat. Lebih dari 100 orang meninggal dunia lantaran keracunan obat Elixir Sulfanilamide yang mengandung diatilen glikol, senyawa yang mirip etilen glikol.
Korban mengalami sakit parah setelah mengonsumsi Elixir Sulfanilamde. Mayoritas korban adalah anak-anak yang sempat mengalami batuk dan sakit tenggorokan. Padahal sejatinya, obat itu disebut sebagai salah satu antibiotik pertama di dunia.
Beberapa saat setelah mengonsumsi Elixir Sulfanilamde, pasien mulai mengalami mual, gagal ginjal, hingga koma. 107 pasien meninggal karena mengonsumsi Elixir sulfanilamide. Dua tahun pasca kejadian, pria yang menciptakan Elixir Sulfanilamde melakukan bunuh diri.
Sebelum adanya tragedi elixir sulfanilamde, perusahaan farmasi di Amerika dengan bebasnya menciptakan obat tanpa adanya kewajiban uji klinis untuk memastikan keamanan dan klaim efektivitas sebuah obat. Pasar Amerika dipenuhi obat dengan klaim palsu.
Akibat tragedi tersebut, Amerika Serikat berinisiatif membentuk lembaga pengawas obat dan makanan sehingga terbentuklah Food and Drag Administration (FDA). [PASS News]