Hati-hati, Akun Media Sosial Sering Jadi Rujukan Melamar Kerja

by PASS FM Cilegon
gaya hidup, sosial media

Media sosial saat ini seakan menjadi kebutuhan pokok selain sandang, pangan dan papan. Hal ini dapat dibuktikan dari seringnya pengguna membuka akun media sosial mereka di gawai. Bukan hanya tiga kali sehari, bisa lebih.

Saking dekatnya media sosial dengan seseorang, tak heran banyak perusahaan yang sedang melakukan perekrutan tenaga kerja mensyaratkan adanya akun media sosial pada berkas para pelamar. Media sosial memainkan peran dalam karier seseorang karena sudah menjadi salah satu indikator pada saat proses perekrutan calon karyawan.

Para Human Resource Development (HRD) atau headhunter, biasanya juga akan mencoba menilai karakter calon kandidat lewat akun media sosial mereka. Selain itu, para HRD juga akan melihat bagaimana aktivitas serta interaksi calon karyawan dengan kehidupan sosialnya.

Menurut survei yang dilakukan situs pengembangan potensi remaja, Rahwide.org, jumlah perekrut yang mencari tahu profil calon karyawan melalui media sosial naik hingga 500 persen dalam satu dekade terakhir.

Pakar komunikasi dari Universitas Padjajaran, Eni Maryani, mengatakan etika dalam bermedia sosial saat ini kerap menjadi rujukan instansi dalam perekrutan pegawai. Tim HRD, kini melacak akun media sosial untuk mengetahui rekam jejak pegawai yang sedang melamar ke perusahaan mereka.

Seorang psikolog dari Pertamina Training & Consulting, Cherry Zulviyanti Riadi Lukman, mengatakan sebenarnya akun media hanya dimanfaatkan sebagai penambah informasi bukan murni sebagai tool requirements (persyaratan).

“Intinya, para perekrut itu ingin mengetahui bagaimana keseharian calon kandidatnya, hingga lingkungan sosialnya,” kata Cherry dikutip dari Kumparan.

Menurutnya, tim HRD akan melihat unggahan-unggahan calon tenaga kerja di media sosial mereka. Maka akan lebih baiknya jika pengguna media sosial untuk berhati-hati dalam bermedia sosial, apalagi saat sedang melamar pekerjaan.

“Sebab, apa yang tertera di media sosial bisa menjadi refleksi dari pribadi kita. Maksudnya, refleksi bagaimana kita dalam melihat lingkungan sosial dan dalam memberikan respons terhadap lingkungan tersebut,” katanya.

Bukan hanya postingan, menurut Cherry, perekrut juga akan melihat interaksi calon karyawan di media sosial; seperti interaksi dengan pengguna media sosial lain lewat kolom komentar. Tujuannya ingin melihat apakah calon kandidat itu sering menebarkan kebencian atau justru dia memanfaatkan media sosial untuk branding

“Anak milenial, kan, lebih banyak menggunakan media sosial seperti Instagram dan Twitter, ya paling dua media sosial itu. Terus paling, kalau mereka aktif di LinkedIn, ya paling itu juga di-check,” tambahnya.

Ia menyebut, menggunakan media sosial merupakan hal wajar di era saat ini. Namun ia bersaran, pengguna harus tahu konten apa yang akan diunggah, tidak mengunggah atau mengomentari hal-hal yang berbau SARA, makian atau kebencian.

“Intinya, jangan gunakan media sosial untuk hal-hal yang negatif dan tidak penting, sebab itu bisa memengaruhi proses perekrutan Anda,” katanya. [PASS News]

Related Posts

Leave a Comment

logo pass fm cilegon retina-01
Copyright 2023 – All Right Reserved. PASS FM Cilegon
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00