PASS FM Cilegon – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon mengumpulkan ratusan calon pengantin (catin), Rabu (20 November 2024).
Ratusan pengantin dari berbagai daerah di Kota Cilegon ini dikumpulkan sebagai upaya preventif terhadap stunting. Sebanyak 250 calon pengantin mendapat pembekalan komprehensif terkait kehidupan pernikahan, mulai dari aspek kesehatan hingga persiapan mental dan spiritual.
Kepala DP3AP2KB Kota Cilegon Lia Nurlia Mahatma mengatakan, calon pengantin adalah salah satu variabel edukasi selain ibu hamil, balita, dan ibu meyusui.
“Pengetahuan calon pengantin berkaitan dengan pemenuhan gizi ibu hamil saat hamil itu sangat penting karena baik buruknya atau terkena stunting atau tidak itu ditentukan sejak calon ibu itu siap hamil. Bagaimana si ibu diberi pengetahuan makanan bergizi, dan lain-lain,” kata Lia.
Berdasarkan audit stunting pada bulan Oktober 2024, anak stunting di Kota Cilegon berjumlah 818 anak. Jumlah itu menurun dibandingkan hasil audit sebelumnya, yaitu sebanyak 944 anak.
“Meski menurun tapi kita tidak boleh berpuas diri karena di beberapa wilayah ada fluktuasi, ada yang turun tapi juga ada yang naik tipis. Artinya upaya untuk menurunkan angka stunting masih perlu kerja keras dari semua pihak, termasuk memberikan edukasi kepada para calon pengantin ini,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Maman Mauludin, saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan pentingnya persiapan yang matang sebelum melangkah ke jenjang pernikahan agar supaya keluarga yang dibangun betul-betul berkualitas.
“Pernikahan bukan sekadar perayaan, tetapi langkah awal membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Seminar ini diharapkan menjadi bekal bagi calon pengantin untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia,” ujar Maman.
Salah satu fokus utama seminar, kata Maman, adalah upaya pencegahan stunting melalui peningkatan pemahaman calon pengantin mengenai pentingnya pemenuhan gizi dan kesehatan ibu hamil sejak masa pra-konsepsi.
“Usia ibu saat hamil serta kebiasaan hidup sehat, seperti menghindari asap rokok, memiliki peran penting dalam menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Kita berharap Cilegon mempunyai generasi emas sehingga masa depan kita jauh lebih baik,” harapnya.
Selain pembekalan, kata dia, upaya pencegahan stunting juga didukung oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB se-Kota Cilegon. Maman menginginkan kegiatan seminar ini dapat memotivasi generasi muda untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum menikah.
“Semoga para calon pengantin menjadi keluarga yang berkualitas, melahirkan keturunan yang sehat, dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Cilegon,” ungkapnya. [PASS News]