AI Berkembang Pesat, Muncul Isu AI Bubble, Apa Itu?

by PASS FM Cilegon

PASS FM Cilegon – Industri kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) dalam kurun satu tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak perusahaan berlomba mengadopsi AI, di sisi lain investasi terus mengalir dari berbagai penjuru.

Namun, tingginya antusiasme pertumbuhan AI, memunculkan kekhawatiran terbentuknya “AI bubble”. AI bubble, merupakan istilah untuk menyebut saat tren AI lagi begitu tinggi, perusahaan berlomba mengadopsi AI dan investor rela mengucurkan dana besar, tetapi perkembangan atau profitnya belum tentu secepat atau sebesar yang dibayangkan.

Situasi ini kerap dianalogikan seperti sebuah gelembung yang terus membesar dan bisa pecah kapan saja saat isinya tidak stabil. Ketika pecah, seluruh isi di dalamnya akan ikut hancur.

Adapun isu soal potensi pecahnya AI bubble kembali ramai dibicarakan setelah dua investor besar, Peter Thiel dan SoftBank, secara bersamaan melepas seluruh saham Nvidia yang mereka pegang. Langkah ini memicu kegelisahan pasar, mengingat Nvidia yang selama dua tahun terakhir ini dianggap sebagai barometer utama booming kecerdasan buatan global.

Google sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia bahkan mengakui bahwa tak ada perusahaan yang aman di tengah arus percepatan AI. Dengan semakin banyak layanan yang mengandalkan teknologi AI, Google ikut-ikutan untuk memperbesar investasi dan mempercepat pengembangannya.

CEO Google, Sundar Pichai, dalam wawancaranya dengan BBC mengatakan bahwa masifnya perkembangan dan investasi AI membuat semua perusahaan, termasuk Google, berada pada risiko yang sama bila gelembung ini pecah. “Tidak ada perusahaan yang akan sepenuhnya aman, termasuk kami. Jika terjadi investasi berlebihan, kita tetap harus melewati fase itu dan mengatasinya,” ujar Pichai, dikutip dari Kompas yang dinukil dari Reuters.

Pichai menggambarkan bahwa gelombang investasi AI saat ini berada dalam fase “momen yang luar biasa”. Ia menyoroti bagaimana investor berbondong-bondong menanamkan modal besar untuk memperluas penggunaan AI di berbagai sektor.

Di Amerika Serikat (AS), kekhawatiran tentang meningkatnya valuasi AI dinilai mulai membebani pasar yang lebih luas. Pembuat kebijakan Inggris bahkan telah menandai risiko munculnya AI bubble.

Induk perusahaan Google, Alphabet, bahkan telah menjanjikan investasi besar di tengah tren tersebut. Pada September lalu, Alphabet akan menggelontorkan dana sebesar 5 miliar poundsterling (Rp110 triliun) untuk pengembangan infrastruktur dan penelitian AI di Inggris.

Komitmen ini juga mencakup pembangunan pusat data (data center) baru dan investasi di DeepMind, laboratorium AI Google yang berbasis di London. [PASS News]

Related Posts

Leave a Comment

logo pass fm cilegon retina-01
Copyright 2023 – All Right Reserved. PASS FM Cilegon